berbincang dekat, dengan lumut di balik bongkahan trotoar yang terbongkar... di bawah bayang-bayang patung pancoran....
semakin mendekat, pendar warna hijaunya menyatu dengan retina mata... dan percakapan menjadi serupa adonan nafas dan aroma luka...
* Adonan nafas yg tersekat dikubangan masa lalu. . . Haruskah ku lari??? Atau terperosok dalam pekatnya lumpur kekecewaan".
Demi mentari yg mungkin saja masih menyapa kita, kenapa tidak beranjak saja... Karena terjerembab adalah kepedihan tersayat...dan luka, dan anyir darah, genangan otak tumpah....
Selasa, 05 Januari 2010
Senin, 04 Januari 2010
ruang yang waktu seakan telah berhenti
ini seperti dalam ruang yang waktu seakan telah berhenti, dan hanya denyut nadi kita yang seolah detik, karena nafas tidak lagi konstan....
berdebar selalu, dalam linangan tatapan mata...
dan bayang yang terpantul dalam dua cermin, tetap saja... mampu sampaikan pesan itu.
cinta yang kering, tertiup angin... mencari nafas-mu, mencari nadi-mu...
Tidak ada senyum, tidak ada tatapan, berjarak beberapa hasta, seakan tidak saling kenal.... Hanya butiran-butiran harapan berhamburan, penuhi langit hati;
berdebar selalu, dalam linangan tatapan mata...
dan bayang yang terpantul dalam dua cermin, tetap saja... mampu sampaikan pesan itu.
cinta yang kering, tertiup angin... mencari nafas-mu, mencari nadi-mu...
Tidak ada senyum, tidak ada tatapan, berjarak beberapa hasta, seakan tidak saling kenal.... Hanya butiran-butiran harapan berhamburan, penuhi langit hati;
Langganan:
Postingan (Atom)